Buku ini PR yang satu ini dilengkapi dengan F.A.Q (Frequently asked
questions), semua seputar PR (Public Relation), seperti: apa sih kerja PR?
Menyampaikan pesan dari klien ke audiens yang dituju agar tidak terjadi
kesalahpahaman, dan pertanyaan lainnya yang pastinya dapat mengantarkan pembaca
untuk lebih menyelami dunia PR. Nah sekarang mari kita lihat sekilas tentang
buku ini:
Modal utama seorang public relation (PR) adalah mampu membedakan antara
good guy dan bad guy.
Pesan di atas hanyalah sebagai pengantar bagi Anda yang
benar-benar ingin menjadi sosok PR teladan dan “idola”, bukan hanya mengejar
materi, namun lebih mementingkan reputasi.
Selain harus sering mendengarkan suara hati, maka untuk
dapat membedakan mana yang benar atau salah, maka seorang PR dapat melakukan
beberapa hal, seperti: menguasai ilmunya, mengumpulkan data, melakukan survei,
berkomunikasi.
BAB 1 pada intinya membahas tentang What’s the Message,
antara lain berisi tentang pendekatan humanis dan beberapa strategi membina
komunikasi dengan media, seperti: mengirim pers rilis, menggelar jumpa pers,
dan membuat acara. Kisah sukses InterMatrix PR Agency akan membuat Anda semakin
tertarik untuk membaca bab selanjutnya.
BAB 2 bercerita tentang Memanfaatkan Teknologi Terbaru.
Disini dibahas berbagai media pendukung PR, dari sebelum lahirnya internet,
hingga Web 2.0 atau media sosial seperti: Facebook, Twitter, dsb. Melalui media
inilah seorang PR akan memperoleh manfaat luar biasa dari media sosial, misalnya:
lebih cepat menyampaikan pesan dan membina hubungan baik dengan audiens. Selain
itu, juga diceritakan acara “perspektif” secara kronologis mulai dari Maret
1994 hingga September 2005. Namun, kehebatan teknologi yang dipakai oleh PR,
takkan efektif bila sejak awal tidak memiliki visi dan misi yang benar.
BAB 3 mengupas tentang Berani Hadapi Risiko. Disini
pembaca akan lebih memahami suka duka sebagai PR, berbagai strategi menjadi PR
yang inovatif, dan kisah sukses menangani manajemen krisis. Menurut Wimar Witoelar,
“PR yang baik tidak akan bertahan sendiri melawan agresi kejahatan. Tapi dia
akan bertahan bersama dengan orang yang baik juga.”
BAB 4 bertutur tentang Branding yang Kuat. Branding ini
merupakan suatu syarat utama bagi PR yang inovatif. Personal branding suatu
konsultan PR tentunya ditentukan dari pemimpin dan anggota timnya, visi dan
misinya, rekam jejaknya, serta para klien yang telah ditanganinya. Disinilah
terlihat betapa penting peranan PR di dalam memberikan suatu “pencerahan”,
tentunya haruslah berpijak pada kebenaran. Di akhir bab 4 ini, pembaca akan
membaca dan memahami delapan rahasia sukses brand Wimar Witoelar dan bagaimana
dunia luar memandang Wimar.
BAB 5 menyapa pembaca dengan Unik! Disinilah diungkapkan
perbedaan antara PR konvensional dengan PR inovatif, tiga keunikan PR inovatif,
dan kisah sukses: The Unique PR Agency. Bab 5 ditutup dengan sekelumit kisah
orang-orang ternama, seperti: Yenny Wahid, M. Chatib Basri, Nurlina N. Purbo,
Maria Hartiningsih, serta Benny dan Mice.
BAB 6 mengemukakan tentang Energi Tanpa Batas. Kisah
sukses “Intermatrix (IMX) sebagai sekolahan yang Menyenangkan” akan memberikan
inspirasi segar pada semua konsultan PR inovatif agar tidak pernah kehabisan
sumber energi baru. Menariknya, di IMX, siapapun bisa jadi apapun. Di IMX, kita
dapat menciptakan aktivitas dan lingkungan kerja kita sendiri, dimana suasana
kerja seperti ini tidak bisa kita dapatkan di tempat kerja lainnya.
Sumber: ( http://netsains.net/2010/10/resensi-buku-public-relation-ala-wimar/ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar